Rabu, 29 Agustus 2012
Budidaya Krisan
Krisan (Seruni) merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan sangat populer di kalangan masyarakat. Permintaan bunga krisan di Indonesia setiap tahun cenderung meningkat. Sejak zaman dahulu krisan dibudidayakan untuk menghasilkan bunga potong. Saat ini krisan sebagai tanaman pot juga populer dan banyak diminati.
Di Amerika Serikat lebih dari 75% tanaman pot yang terjual adalah krisan. Pada tahun 1993, Indonesia mengekspor krisan 198,3 ton senilai US $243.700 dengan negara tujuan Hongkong, Malaysia, Jepang dan Singapura. Dalam tahun yang sama, impor Indonesia sebesar 3,8 ton senilai US $ 22.100 dari Belanda dan Malaysia. Tanaman krisan memiliki bunga yang beraneka ragam, baik bentuk, ukuran, maupun warnanya. Krisan yang bernilai komersial kebanyakan berasal dari golongan all year round (AYR Chrysantheaum). Dengan memanipulasi panjang hari, varietas ini dapat berbunga sepanjang waktu dalam setahun. Jika masa terang lebih panjang dari 14,5 jam, tanaman akan tetap pada vase vegetatif. Dan jika lebih pendek akan terjadi pembentukan bunga.
Perbanyakan Tanaman Krisan diperbanyak dengan menggunakan anakan, setek pucuk, atau setek batang. Untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah besar dan waktu relatif singkat, perbanyakan dapat dilakukan melalui kultur jaringan. Kultur meristem guna mendapatkan tanaman krisan yang bebas penyakit mulai dikembangkan dewasa ini.
Kebun Induk Jarak tanam yang umum untuk tanaman induk krisan adalah 10×13 cm dan 13×13 cm. Mulai sejak tanam diberi pupuk cair 200 ppm N dan 200 ppm K serta mendapat penyinaran tambahan. Intensitas cahaya minimum sekuat 100 lux dengan lampu pijar atau TL diperlukan terus menerus selama 3-5 jam di tengah malam. Setelah bibit tumbuh tegar, segera dilakukan pemotesan pucuk guna merangsang pertumbuhan tunas. Stek harus diambil sesering mungkin agar tanaman induk tetap berada dalam stadia juvenil. Untuk tanaman krisan jenis standar yang toleran hari netral, bibit yang digunakan berasal dari anakan. Secara fisiologis umur anakan yang diambil dari kebun produksi kurang seragam. Sehingga masa pembungaannya kurang serempak dalam suatu areal pertanaman.
Tanaman Produksi Varietas-varietas krisan penghasil bunga potong yaitu Puma, Mundial, Royal Target, Green Peace, Pink Reagen, Kiku, Regal Mist, Born Holm, Clondike, Chittah, dan sebagainya. Varietas-varietas seruni yang digunakan sebagai tanaman pot adalah Auntumn Glory, Bright Golden Anne, Sandra, Right Time, Story Time, dan lain-lain. Setek pucuk yang diambil dari tanaman induk semai dalam media pasir. Untuk mempercepat perakaran, bagian pangkal diolesi dengan zat perangsang akar. Setek berakar pada bedengan yang telah disiapkan (untuk krisan bunga potong) atau ditanam dalam pot-pot. Selama vase vegetatif, tanaman diberi penyinaran tambahan dan dipupuk dengan 200 ppm N dan 200 ppm K. Pupuk P ditambahkan dalam media dengan dosis 0,51 g/tanaman. Tambahan penyinaran dilakukan selama 7-8 minggu untuk krisan bunga potong, dan 10 20 hari untuk krisan pot. Intensitas cahaya minimum 50 77 lux dan maksimum 200 lux tergantung varietas. Pencahayaan dilakukan tengah malam dengan metoda interupsi (5-1) X 5 (5 menit lampu menyala diikuti 1 menit lampu dimatikan dan ulang sebanyak 5 kali dalam satu siklus), (15-15)X6, (6-24)X8, atau penyinaran terus selama 2 -3 jam tergantung varietas yang ditanam. Lampu yang digunakan yaitu flourescen (TL). Jarak tanam untuk krisan bunga potong tergantung musim, kultivar, dan metode pengaturan bunga (stek dipincing atau dibiarkan tumbuh sebagai Single Stem). Jarak tanam untuk stek yang dipincing adalah 15X18 cm di musim penghujan. Stek yang berada di bagian pinggir bedengan diatur tiga tunas. Tanaman yang diproduksi 1 tangkai (tanpa pincing) ditanam dengan jarak tanam 10X15 cm di musim kemarau dan 13×15 cm di musim penghujan. Beberapa kultivar yang mempunyai daun lebar memerlukan jarak tanam 15X15 cm.
Hama dan Penyakit Hama penting yang menyerang krisan adalah aphid, thrips, dan leaf miner (pengorok daun), dan ulat pemakan daun dan bunga. Hama tersebut dikendalikan dengan memberikan karbofuran saat tanam. Insektisida Decis, Orthane, atau Lanete efektif untuk mengendalikan serangan hama. Penyakit penting yang menyerang krisan adalah karat daun yang disebabkan oleh cendawan Puccinia horiana. Pengendaliannya dengan menjaga kebersihan lingkungan. Daun-daun yang telah terinfeksi dirompes kemudian dibakar. Penyakit lain yaitu bercak daun septoria, embun tepung, busuk batang, dan layu fusarium. Beberapa fungisida dapat digunakan bergantian setiap minggu, diantaranya Zineb, Score, Dithhane dan Benlate.
Pasca Panen Bunga krisan dipanen jika telah mencapai fase mekar penuh. Daya simpan sekitar 1 – 14 hari tergantung varietas dan kondisi lingkungan. Larutan pengawet yang digunakan yaitu gula (2-5%), 8- hydroxyquinoline Sulfat (300-500 ppm), atau larutan non kola. Bunga dapat disimpan pada ruang dingin dengan suhu (0-20C) dan RH (90-95%). Sirkulasi udara yang baik dan terdapatnya cahaya di ruang penyimpanan dapat meningkatkan daya simpan. Bunga krisan dapat bertahan 1-3 minggu dalam pengemasan kering. Penyimpanan bunga krisan jangan disatukan dengan bunga lain, karena bunga krisan banyak mengeluarkan etilen. Hal penting bagi petani : menjelang panen, hindari akumulasi air pada bunga atau daun untuk mencegah perkembangan penyakit dan menjaga kualitas bunga. Bunga potong saat mendekati terbuka sempurna. Bunga potong dapat dipanen dalam keadaan kuncup, asal direndam dalam larutan yang cukup mengandung nutrisi seperti larutan gula 2- 5%. Potong tangkai pada bagian yang relatif lunak dan hijau. Setelah panen tangkai direndam dalam air hangat (38-440C) disimpan dalam ruangan yang cukup sejuk dan bersirkulasi udara lancar. Hal penting bagi eksportir : bunga hendaknya dikemas kotak karton kering dengan bantalan kertas pada dasar kotak dan antar bunga. Selama pengangkutan dan penyimpanan bunga paling baik jika menggunakan suhu 00C, RH 90-95%. Kondisi tersebut dapat mempertahankan mutu prima bunga dalam waktu yang lama. Hal penting bagi pedagang eceran : bongkar kotak serta lepaskan pembungkus dan ikatan tangkai. Potong tangkai 5-7 cm di dalam air hangat. Tangkai yang keras dan berkayu dipotong hingga ke bagian yang lunak dan hijau. Tempatkan dalam wadah berisi air hangat (8-440C) yang dicampur pengawet. Setiap 1-2 hari larutan ditambahkan ke dalam wadah atau disesuaikan dengan kebutuhan. Saran untuk pembeli : potong tangkai, tempatkan dalam wadah yang bersih dan berisi air hangat. Larutan pengawet dapat memperpanjang umur peragaan bunga, namun kadang dapat menyebabkan daun menguning.
0 comments:
Posting Komentar