Minggu, 05 April 2015

Meraup Rupiah dari Budidaya Jabon


Dalam beberapa dekade terakhir ini, hasil kayu alam (kayu hutan) semakin menurun, sementara kebutuhan terhadap bahan baku kayu terus meningkat. Keadaan ini tentu mengkhawatirkan dengan makin menipisnya lahan hutan, sekaligus mengancam lingkungan hidup. Namun, jika dilihat secara positif, situasi tersebut merupakan peluang usaha untuk membudidayakan kayu. Tentu saja yang dilirik adalah jenis tanaman kayu keras berbatang besar dan cepat tumbuh. Salah satu yang sedang dikembangkan dan menjadi andalan industri kayu saat ini adalah jabon (Anthocephalus cadamba).

Tanaman ini  memiliki karakteristik selfpruning atau cabang akan rontok dengan sendirinya seiring dengan bertambah tingginya batang pohon sehingga log yang didapatkan akan berbentuk lurus nyaris tanpa mata.

Jabon mudah dipelihara dan lebih tahan terhadap serangan hama. Itulah sebabnya tanaman jabon mulai menggantikan posisi sengon yang lebih  mudah terserang penyakit dan perlu perawatan berupa penebangan ranting. Jabon merupakan salah satu jenis kayu yang pertumbuhannya sangat cepat dan dapat tumbuh subur di hutan tropis dengan ketinggian 0–1000 meter di atas permukaan laut.


Dengan situasi kebutuhan kayu yang meningkat, sementara pemerintah melarang penggunaan kayu bulat hasil tebangan hutan alam, di masa mendatang, harga kayu jabon akan makin menjanjikan pendapatan.

Keunggulan Jabon
Pohon Jabon dikenal juga dengan sebutan kayu kadamba. Di Sulawesi, jabon dikenal berbagai nama antara lain bance, pute, loeraa, pontua, sugi manai,
pekaung, atau toa. Tanaman ini mampu beradaptasi dengan berbagai jenis lahan tanah. Dari kunggulannya itu, jabon dimanfaatkan sebagai tumbuhan perintis untuk menghijauan pada lahan kritis atau bekas pertambangan. Jadi tanaman ini berpotensi untuk menyelamatkan lingkungan dan menjadi penyimpan cadangan air.

Jabon memiliki nilai ekonomis yang tinggi karena masa penebangan tidak memakan waktu yang lama. Tanaman ini kayunya sudah bisa ditebang di usia 4
sampai 5 tahun. Pada usia ini, jabon bisa mencapai tinggi 12 meter dengan diameter 30 sentimeter; atau bisa menghasilkan kayu sekitar 1,5 kubik per pohon.


Untuk mendapatkan bibit jabon juga tidak sulit. Pohon jabon selalu berbuah setahun sekali. Setiap buah akan menghasilkan biji yang siap disemaikan
sebagai bibit tanaman Jabon. Pembibitan jabon juga merupakan suatu peluang usaha, sebab bibit Jabon sangat diminati dan banyak dicari.

Sebagai gambaran, saat ini rata-rata harga bibit jabon dengan tinggi 50 sampai
dengan 70 cm dapat dijual dengan harga Rp 900,- s.d. Rp 1400,-. Sementara
itu, harga kayu jabon setinggi 12 meter dengan diameter 30 hingga 40 sentimeter, dihargakan sekitar satu juta rupiah per pohon.


Jabon merupakan jenis kayu yang memiliki tekstur kayu yang lebih halus dibanding kayu lainnya. Bentuknya silinder lurus dengan warna putih  kekuningan.

Karena teksturnya yang halus, kayu jabon mudah direkatkan dan memiliki permukaan yang mengkilap. Kayu jabon juga tidak cepat keropos sehingga tahan lama (awet).

Keunggulan lain dari tanaman ini meliputi:
  • ü  Usia tanam yang relatif singkat (sekitar 4-5 tahun).
  • ü  Dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah seperti tanah liat, lempung, maupun tanah berbatu.
  • ü  Pemeliharaan tidak terlalu rumit.
  • ü  Tidak memerlukan pemangkasan karena pada masa pertumbuhan cabang dan daun akan rontok sendiri.
  • ü  Memiliki batang berbentuk silinder dan lurus.
  • ü  Tahan terhadap penyakit tanaman (tumor karat).
  • ü  Banyak dibutuhkan industri kayu lapis, meubel, pulp (bubur kertas) dan bahan bangunan kayu.


Cara Budidaya
Penyemaian Bibit
  • ü  Tebarkan benih yang berasal dari biji pada media pasir halus. Pembenihan dilakukan dengan menggunakan wadah bak plastik yang telah dilubangi bagian bawahnya. Hal ini untuk memudahkan penyiraman benih.
  • ü  Penyiraman dilakukan dengan cara memasukkan bak yang berisi benih ke bak lain yang berisi air sehingga air merembes dari bagian bawah bak benih.
  • ü  Lakukan pengamatan dan pemberantasan hama penyakit.
  • ü  Setelah daun berukuran 1 cm, benih dipindahkan ke dalam polybag yang telah diisi dengan tanah dan kpmpos dengan perbandingan 2 : 1.
  • ü  Penaman bibit jabon dapat dilakukan pada berbagai keadaan tanah. Namun alangkah baik jika ditanam di tanah yang subur dengan penataan drainase yang baik.


Adapun cara menanamnya:
  • • Buat lubang tanam dengan berukuran 30 x 30 x 30 cm atau 40 x 40 x 40 cm.
  • • Jarak tanam antar pohon bisa bervariasi yaitu 3 x 2 m, 4 x 4 m dan yang paling dianjurkan adalah jarak 4 x 5 m.
  • • Masukan campuran kompos dan pupuk NPK 2,5 gram ke dasar lubang sebagai
  • pupuk dasar diendapkan dilubang setinggi 30 cm. Setelah 3-7 hari, tanam bibit yang tekah dikeluarkan dari polybag, lalu timbun dengan mengunakan campuran tanah dan kompos setinggi 20 cm sehingga akar benar-benar tertimbun. Penimbunan jangan terlalu padat supaya lubang memiliki kantong air dan bibit mudah menyerap air.
  • • Pada tahun pertama lakukan pemupukan dengan NPK sekitar 0-100 gram (sebaiknya dilakukan di musim hujan).
  • • Pada usia 1-2 tahun, dilakukan pemupukan dengan campuran kompos atau pupuk kandang sekitar 0,5 kg dengan NPK sekitar 2,5 ons.
  • • Pada usia 2-3 tahun pemupukan dengan campuran kompos atau pupuk kandang 10 kg dengan NPK 5 ons.Pemupukan pada usia itu dapat dengan pupuk kandang atau kompos sekitar 20 kg.
  • • Pemupukan ditebarkan di sekeliling batang pangkal pohon supaya tidak
  • mengenai batang pangkal pohon. Perawatan
  • • Saat tanaman masih muda dapat dilakukan penyemprotan dengan pestisida untuk membunuh ulat-ulat pemakan daun. Ulat ini tidak mematikan tumbuhan, tetapi hanya menghambat pertumbuhan jabon.
  • • Penyemprotan bisa dilakukan secara aktif 1-2 minggu sekali selama 3-5 bulan tergantung keadaan gangguan, agar daun tidak dimakan ulat. Setelah daun cukup banyak, penyemprotan ini tidak perlu dilakukan lagi.
  • • Bersihkan gulma dan rumput sekitar pohon dari tumbuhan lain supaya tidak mengganggu pertumbuhan, sekaligus unsur hara bisa terserap maksimal oleh pohon.
  • • Sampah dan serasah dikumpulkan membentuk lingkaran mengelilingi pohon dengan radius 1 meter, supaya terdekomposisi menjadi unsur hara yang dibutuhkan dalam pertumbuhan pohon. Perawatan ini dilakukan minimal sampai usia 1 tahun.


Penghasilan Tambahan
Untuk mengoptimalkan hasil dari lahan sebelum panen pohon jabon bisa dimanfaatkan dengan melakukan tumpang-sari yang tidak mengganggu pertumbuhan pohon jabon seperti palawija (kacang-kacangan), kunyit, cabe, dan lain-lain.

Pemanenan atau Penebangan
Proses pemanenan atau penebangan akan berpengaruh besar pada kualitas kayu jabon yang dihasilkan. Maka diperlukan penanganan pemanenan yang tepat supaya memberi hasil yang memuaskan. Waktu penebangan yang baik
dilakukan saat pohon benar-benar berumur dewasa (sekitar usia 5 tahun), kecuali pada saat penjarangan pohon pada usia 3 tahun.

Pilih pohon yang diameternya layak terbang (sekitar 35 - 40 cm). Penebangan dilakukan pada saat musim kemarau, supaya kualitas kayu yang dihasilkan tidak mengandung air terlalu tinggi.

Amati arah tebangan agar tidak menimpa pohon lain ketika pohon yang ditebang rubuh. Sebelum menebang sebaiknya dilakukan pemang kasan cabang dan ranting pohon untuk mengurangi kerusakan yang akan ditimbulkan oleh jatuhnya pohon jabon. Potonglah pohon yang telah ditebang dan dibersihkan sesuai ukuran, untuk memudahkan pengangkutan dan pengolahan.
Share:

0 comments:

Posting Komentar

Pengikut